Anak kecil bermain di tepian,
Tempat si rusa berkejaran juga;
Kasih ibu bermati-matian,
Sanggup berkorban jiwa dan raga,
Bunga melur bunga siantan,
Elok di simpan di dalam peti;
Cinta dan sayang bukan mainan,
Harap dibawa hingga ke mati.
Ayu Cik Limah berkain batik,
Mata yang memandang tidaklah jemu;
Hati terkenang budi yang cantik,
Moga terbalas bila bertemu.
Terbang tinggi si rama-rama,
Singgah sebentar di batang cempaka;
Rupamu menawan bak bulan purnama,
Menjadi penawar dikala duka.
Pohon mempelam sudah berbuah,
Pohon kelapa bila lagi;
Sudah dapat si gading bertuah,
Tanduk sudah tak berguna lagi.
Terbang tinggi si layang-layang,
Tersangkut di dahan tangan tak sampai;
Hati terkenang wajah terbayang,
Apakan daya hasrat tak sampai.
Kain batik tempat mengalas,
Juga sebagai kain basahan;
Harta dan rupa hanya sekilas,
Amal yang baik tetap bertahan.
Peti emas simpannya benang,
Buat menjahit kain lebihan;
Jiwa merana hati tak tenang,
Mengenang nasib jadi taruhan.
Burung tiung hinggap di perdu,
Hinggap menunggu hujan berhenti;
Kalau rindu katakan rindu,
Tidaklah hamba ternanti-nanti.
Tempat si rusa berkejaran juga;
Kasih ibu bermati-matian,
Sanggup berkorban jiwa dan raga,
Bunga melur bunga siantan,
Elok di simpan di dalam peti;
Cinta dan sayang bukan mainan,
Harap dibawa hingga ke mati.
Ayu Cik Limah berkain batik,
Mata yang memandang tidaklah jemu;
Hati terkenang budi yang cantik,
Moga terbalas bila bertemu.
Terbang tinggi si rama-rama,
Singgah sebentar di batang cempaka;
Rupamu menawan bak bulan purnama,
Menjadi penawar dikala duka.
Pohon mempelam sudah berbuah,
Pohon kelapa bila lagi;
Sudah dapat si gading bertuah,
Tanduk sudah tak berguna lagi.
Terbang tinggi si layang-layang,
Tersangkut di dahan tangan tak sampai;
Hati terkenang wajah terbayang,
Apakan daya hasrat tak sampai.
Kain batik tempat mengalas,
Juga sebagai kain basahan;
Harta dan rupa hanya sekilas,
Amal yang baik tetap bertahan.
Peti emas simpannya benang,
Buat menjahit kain lebihan;
Jiwa merana hati tak tenang,
Mengenang nasib jadi taruhan.
Burung tiung hinggap di perdu,
Hinggap menunggu hujan berhenti;
Kalau rindu katakan rindu,
Tidaklah hamba ternanti-nanti.
No comments:
Post a Comment